REFLEKSI
Tubuh dan hidupku adalah monumen
dari hutang yang tak kan bisa terbayarkan
Seberapa keras aku menyicil
lebih terdengar sebagai lelucon saja
Hutang yang kian membengkak
setiap bertambah sekon
yang menyebabkan
aku tergolek lemas oleh rasa syukur
Aku hidup dengan nafas buatan
langsung dari mulutMu
dan matiku pun, tidak bisa tidak,
akan di pangkuanMu
Bolehkah sekarang
aku menangis, Tuanku?
Karanganyar 2, 20 Juni 2012
M. Nahdiansyah Abdi
KEAJAIBAN RUMAH
Mengherankan, besar kecilnya rumahku tak dapat
diukur dengan meteran
Mengherankan, ia hanya tergantung pada benda kecil
yang menghias melintang di sana
Di situ, di wajah isteriku
Sempit atau luasnya rumahku
ternyata hanya tergantung
pada seberapa lebar dan tulus senyum isteriku
Karanganyar 2, 13 Juni 2012
M. Nahdiansyah Abdi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar