Oleh M. Nahdiansyah Abdi
Saya ingin membuka risalah kecil ini dengan sebuah kutipan cerita dari novel “Alkemis” karya Paulo Coelho. Diceritakan sepeninggal Narsiscus, tokoh mitologi Yunani yang tergila-gila dengan dirinya sendiri itu, danau tempat ia biasa bercermin mendadak asin. Rupanya danau itu menangis karena ditinggalkan Narsiscus sehingga berubah menjadi danau airmata. Peri-peri hutan yang mendengar isak tangis itu menjadi iba. Mereka mencoba menghibur, “Sudahlah, danau. Jangan kau bersedih. Kami tahu Narsiscus memang tampan, sehingga kau merasa berat kehilangan dia.” Danau menjawab,”Saya memang merasa kehilangan dia, tapi saya tak tahu kalau Narsiscus itu tampan.” Peri-peri hutan heran,”Bagaimana bisa, bukankah kau yang setiap hari menyaksikan Narsiscus duduk berlutut di depanmu untuk bercermin?” “Saya benar-benar tidak tahu, saya hanya tahu bahwa setiap kali Narsiscus bercermin, saya melihat di kedalaman matanya, pantulan diri saya yang indah,” jawab danau dengan mata yang sembab.